Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengaruh Kebijakan Impor Bagi Peternak dan Importir

Pengaruh Kebijakan Impor Bagi Peternak Rakyat (Skala Kecil)
            Belakangan ini, kebijakan pemerintah mengenai pembatasan impor sapi dari luar membawa dampak positif bagi peternak kecil. Kondisi tersebut secara tidak langsung meningkatkan permintaan konsumen terhadap bakalan dan sapi potong dalam negeri.
            Sebaliknya, ketika pengiriman sapi potong dan daging sapi impor masih terbuka bebas, peta skala kecil dalam negeri sangat kesulitan dalam memasarkan sapi potongnya. Meskipun sudah dijual murah, peternak tetap kesulitan menjual sapi sapi tersebut karena kalah bersaing dengan sapi impor yang secara kualitas hampir sama dengan sapi lokal tetapi harganya bersaing.
            Berlebihnya kuota impor yang ‘merusak’ harga sapi potong dalam negeri pernah dirasakan tahun 2008 regulasi impor yang besar pada tahun 2008. Regulasi impor menyebabkan penurunan harga sapi dalam negeri, sehingga banyak peternak lokal yang mengalami kerugian. Misalnya saat itu membeli sapi bakalan dengan harga Rp27.000/kg tetapi harus menjual sapi potong hasil penggemukannya dengan harga Rp22.000/kg. Hasilnya sangat tidak menguntungkan. Tidak hanya harga yang murah, saat itu sampai juga sulit dijual Karena daging sapi impor sudah membanjiri pasar.
*Kebijakan Pemerintah berpengaruh terhadap pasokan dan nilai jual sapi lokal

Pengaruh Kebijakan Impor Bagi Importir Dan Peternakan Besar
            Bagi para importir ataupun pengusaha sapi potong ‘kelas nasional’ (skala besar), pembatasan kuota sapi impor Jelaskan mempengaruhi usaha yang dijalankan. Mereka juga terkenal dampak besar karena sulitnya mendapatkan sapi potong. Akibatnya kandang banyak yang kosong dan banyak pekerja yang terpaksa dirumahkan.
sapi sapi impor


Perlukah Sapi Impor ?
            Saat ini Pemerintah Tengah menggalakkan pembatasan kuota impor sapi dan daging sap.i Terbukti pada tahun 2012 terjadi penurunan kuota impor sapi potong yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 impor daging sapi mencapai 156,8 ribu ton. Sementara itu pada tahun 2012 turub nenjadi 84,7 ribu ton. Kuota impor tahun 2012 setara dengan 283 ribu ekor sapi bakalan dan 34 ribu ton daging sapi beku. Sementara itu pada tahun 2011 kuota impor berupa 396000 ekor sapi bakalan dan Rp80.000 daging sapi beku.
            Disatu pihak, hal ini bersifat positif karena pemerintah mulai berpikir untuk berpihak kepada masyarakat. Namun, di sisi yang lain pada peternakan dan pelaku usaha harus berpikir ekstra keras. Pasalnya penyediaan kebutuhan sapi dalam negeri belum bisa diandalkan. Impor sapi potong memang tidak semestinya ditutup secara total. Hanya saja, kuota atau jumlah sapi yang diimpor harus sesuai dengan kebutuhan dalam negeri yang belum terpenuhi, sehingga tidak merusak harga jual sapi potong dalam negeri yang dampaknya justru menyulitkan peternak sapi dalam negeri terutama peternakan rakyat untuk mendapatkan keuntungan dari usaha yang dijalankan.
            Namun, tanpa adanya impor sapi potong juga dapat memberikan efek bagi peternak dan masyarakat. Kurangnya pakan sapi potong menyebabkan harga jual daging sapi menjadi terlalu tinggi sehingga semakin sulit dijangkau. Kondisi ini tentu semakin menurunkan tingkat konsumsi daging sebagai salah satu komponen pemenuhan kebutuhan protein hewani.
            Kondisi lain besarnya permintaan yang tidak diimbangi dengan pasokan bakalan yang memadai akan menyebabkan terjadinya pemotongan sapi sapi betina produktif. Pada akhirnya justru semakin mengurangi potensi pertambahan populasi sapi potong bahkan menurunkan potensi genetik sapi potong yang dibudidayakan.
            Idealnya pembatasan kuota impor sapi potong harus ditindaklanjuti dengan meningkatkan program program pembibitan sapi potong dalam negeri. Dengan demikian lambat laun masyarakat tidak lagi bergantung pada impor sapi potong. Selain itu program jangka pendeknya juga harus menerapkan sistem efisiensi. Artinya usaha penggemukan sapi potong diharapkan menggunakan pakan yang berkualitas dan manajemen penggemukan yang baik agar kualitas dan persentase karkas yang dihasilkan cukup tinggi, tetapi harga per kg di tingkat pedagang tidak terlalu tinggi.
            Memang bukan tugas mudah dan cepat untuk membuat negeri ini Swasembada daging sapi Terlebih jika tidak ada kesamaan visi misi dan koordinasi yang baik antara pemerintah negara dan peternak holder namun program ini juga mustahil berjalan tanpa adanya dukungan sepenuh hati dari pemerintah kepada peternak rakyat.

Terimakasih telah membaca Pengaruh Kebijakan Impor Bagi Peternak dan Importir

Demikian artikel Pengaruh Kebijakan Impor Bagi Peternak dan Importir ini, semoga bisa memberi manfaat dan tambahan informasi untuk anda semua. Jika ada pertanyaan silahkankan berikan komentar dibawah, sampai jumpa di artikel-artikel kami yang lain. Salam Sukses !

Artikel yang anda baca adalah Pengaruh Kebijakan Impor Bagi Peternak dan Importir dengan alamat link https://www.indoternak.com/2017/04/pengaruh-kebijakan-impor-bagi-peternak.html

Posting Komentar untuk "Pengaruh Kebijakan Impor Bagi Peternak dan Importir"